Kabupaten Magelang Suarakan Hak Perempuan Dalam International Women’s Day 2017


Created At : 2017-03-14 05:06:48 Oleh : Fany Rachma Berita Terkait Tugas dan Fungsi Dibaca : 576
Muntilan, 11/03/2017 – Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD) diperingati tiap 8 Maret, dan tema peringatan tahun ini adalah “Be Bold for Change”. Tema ini diusung dalam rangka mencapai kesetaraan gender antara pria dan wanita. Isu ini semakin giat disuarakan terutama oleh LSM Sahabat Perempuan yang hadir dalam program Dialog Interaktif di Radio Gemilang FM, 08/03/2017, dalam rangka Hari Perempuan Internasional 2017.
 

Dian Prihatini dari Sahabat Perempuan menggarisbawahi tema IWD 2017 ini adalah suatu upaya untuk menyuarakan perubahan. “Perempuan jangan hanya diam ketika mengalami atau melihat suatu kasus. Perempuan juga harus berani menjadi pengambil keputusan. Jangan hanya terus menjadi korban, terutama pelecehan seksual”, ujarnya.
Agenda International Women’s Day tahun ini masih seputar memperjuangkan hak-hak perempuan. “Merayakan keberhasilan perempuan dalam bidang sosial, politik, ekonomi. Selain itu kesetaraan belum mencapai puncaknya, masih ada gap-gap gender, namun perempuan sudah diberi banyak ruang saat ini, dibandingkan zaman dulu era RA Kartini dan Cut Nyak Dien”, papar Avin dari LSM Sahabat Perempuan.
Sementara isu yang diusung adalah kekerasan pada perempuan dan anak perempuan yang hingga saat ini jumlahnya terus meningkat. Menurut Data Komnas Perempuan, setiap hari sekitar 35 orang perempuan mengalami kekerasan. Selama periode 2011-2012, angka kekerasan mengalami kenaikan sebesar 35%. Sedangkan pada 2014-2015 naik sebanyak 9%. Pada 2014 tercatat ada 293.220 kasus kekerasan terhadap perempuan, dan pada  2015 angkanya melonjak menjadi 321.752 kasus. Data tersebut dihimpun dari lembaga –lembaga Komnas Perempuan yang tersebar di berbagai daerah, termasuk Kabupaten Magelang. Di Jawa Tengah sendiri, kasus kekerasan terhadap perempuan harus sudah menjadi perhatian khusus, sebab Jawa Tengah merupakan provinsi nomor empat tertinggi yang mengalami kekerasan terhadap perempuan.
Partisipasi perempuan di bidang politik juga masih rendah. Pada 2009 kursi parlemen untuk perempuan ada 102 kursi, namun di Pemilu 2014 hanya 96 kursi yang terisi oleh perempuan. Padahal peran perempuan di bidang politik sangat diperlukan untuk mendorong, menyuarakan, mengawal, serta mempengaruhi kebijakan yang pada akhirnya bisa mensejahterakan perempuan agar bisa direalisasikan oleh Pemerintah.
“Dan agenda terpenting tahun ini adalah pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual. RUU ini sudah diusulkan sejak 2015, dan 2016 sudah masuk Prolegnas, namun belum dibahas hingga saat ini di DPR”, terang Avin.
LSM Sahabat Perempuan menyebutkan masalah yang sering dihadapi perempuan di era sekarang ini adalah mengenai kesetaraan, seperti di beberapa perusahaan yang memberi aturan berbeda pada pegawai perempuan, misal cuti haid atau cuti melahirkan, yang sering tidak diberlakukan pada sejumlah perusahaan. Selain itu adanya perbedaan gaji antara perempuan dengan laki-laki, yang akhirnya melandasi terjadinya demo buruh di beberapa daerah.
Beberapa waktu sebelumnya di Jakarta, sekitar 700 orang mulai dari wanita, pria, juga transgender mengikuti Women's March Jakarta di depan Istana Negara, Sabtu, 4 Maret 2017. Aksi ini digelar menyambut hari Perempuan Internasional pada 8 Maret 2017.
Caroline Monteiro, Ketua Panitia aksi Women's March Indonesia mengatakan aksi itu diikuti oleh 33 organisasi yang bervariatif. Mulai dari organisasi perempuan, organiasasi anak muda, organisasi lingkungan, organisasi HAM, organisasi LGBT, Komnas Perempuan, LBH Apik, hingga organisasi buruh wanita, ikut dalam aksi ini.

Dalam aksi itu, dibacakan pula tuntutan perempuan Indonesia untuk peradaban yang setara. Olin mengatakan perempuan di Indonesia saat ini masih banyak mengalami masalah, mulai dari pekerjaan, lingkungan, hingga kekerasan.
Tuntutan Women March di Jakarta:
1. Menuntut Indonesia kembali ke toleransi dan keberagaman
2. Menuntut Pemerintah mengadakan infrastruktur hukum yang berkeadilan gender
3. Menuntut Pemerintah dan masyarakat memenuhi hak kesehatan perempuan dan menghapus keerasan terhadap perempuan
4. Menuntut Pemerintah dan masyarakat melindungi lingkungan hidup dan pekerja perempuan
5. Menuntut Pemerintah membangun kebijakan publik yang pro perempuan dan kelompok marjinal lain, termasuk difabel
6. Menuntut Pemerintah dan parpol meningkatkan keterwakilan dan keterlibatan perempuan di bidang politik
7. Menuntut Pemerintah dan masy lebih memperhatikan isu global yang berdampak pada perempuan serta membangun solidaritas dengan perempuan di seluruh dunia

Sementara situs pencarian Google, pada 8 Maret turut merayakan International Women’s Day 2017 dengan menampilkan 13 tokoh perempuan dari berbagai bidang yang diketengahkan oleh Google lewat coretan doodle besutannya di International Women’s Day, mulai dari pelukis, pengacara, aktris, penulis, hingga astronot.
 Akhir slide akan menampilkan tombol search berupa kaca pembesar yang akan menampilkan laman pencarian berisi ke-13 tokoh perempuan tersebut di bagian paling atas, antara lain Ada Lovelace, Lotfia ElNadi, Lee Tai-young, dan Miriam Makeba.
Hari Perempuan Internasional sendiri memperingati perjuangan perempuan untuk memperoleh hak-haknya di masyarakat. Diwakili ke-13 tokoh, antara lain Ada Lovelace, Lotfia ElNadi, Lee Tai-young, dan Miriam Makeba. para perempuan sepanjang sejarah telah membuktikan diri bahwa mereka sama baiknya dengan kaum laki-laki dalam berbagai bidang.
International Women’s Day berakar dari sosialisme di Rusia dan kini dirayakan secara global di banyak negara.

Muntilan, 11 Maret 2017
FanyRachma | Pranata Humas Diskominfo Kab. Magelang



GALERI FOTO

Agenda

Peresmian
Kamis, 20 Desember 2018