FK Metra Kab. Magelang Tampilkan Wayang Gunung Gojek Bocah


Created At : 2017-05-22 03:19:49 Oleh : Sugeng Sugiyarto Berita Terkait Tugas dan Fungsi Dibaca : 436
FK Metra Kab. Magelang Tampilkan Wayang Gunung  Gojek Bocah

Sanggar Wono Seni Desa Bandongan Kecamatan Bandonngan tampil mewakili Kabupaten Magelang pada  Seleksi/Festival Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisional  (FK Metra) Tingkat Provinsi  Jawa Tengah Tahun 2017 yang dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Purworejo (175) . Dalam kesempatan itu  Sanggar Wonoseni   menyuguhkan kesenian Wayang Gunung  Gojek Bocah.
Pimpinan Sanggar Wono Seni Ki Ipang menjelaskan  tentang maksud  Kesenian Wayang Gunung Gojek Bocah. Kesenian ini menceritakan tentang keanekaragaman budaya dan hayati yang ada di Jawa Tengah disatukan dalam sebuah kata yaitu “Gotong Royong”. Semua elemen masyarakat yang ada di Jawa Tengah sudah terbiasa dengan hidup bersama bahu membahu bergotong royong mewujudkan Jateng Gayeng. 
“Pertunjukan ini menampilkan tari gojeg bocah yang kami kolaborasikan dengan wayang kulit dan wayang serangga.  Kolaborasi ini dimaksudkan untuk memberi inspirasi, bahwa sesungguhnya kehidupan masyarakat terdiri dari berebagai macam dimensi,” tambah Ki Ipang
Ditambahkan, pementasan yang dikemas dalam bentuk kolaborasi antara wayang dengan  penari ini menggambarkan bentuk komunikasi yang mengingatkan kita betapa pentingnya komunikasi dilakukan untuk menghindari kesalah pahaman, mengurai keruwetan serta mencari solusi pemecahan masalah dengan bermusyawarah. Dengan menggunakan alat music yang sederhana tradisional namun dapat mengekspresikan semangat menggelora untuk mewujudkan Jateng Gayeng.
Sinopsis  Wayang Gunung  Gojek Bocah 
Dikisahkan di satu dusun agraris dilereng Gunung Merapi masyarakatnya masih menjunjung tinggi hidup rukun dan gotong royong. Masyarakat bahu membahu bekerjasama untuk membangun desa dan meningkatkan kesejahteraan keluarga masing-masing.
Empat orang penari yang menggambarkan bagaimana kerukunan dan kegotongroyongan itu tumbuh dimasyarakat. Karena adanya gesekan kepentingan menimbulkan friksi ditengah masyarkaat yang kemudian terjadilah persitegangan dan perselisihan. Sang pamomong masyarakat kemudian ngejowantah memberikan pencerahan bahwa gesekan itu harus dicari solusinya maka komunikasi mencajii kunci utama dalam “ngudari” dan menjernihkan friksi.
Sikap kesatria muncul yang digambarkan dengan sikap “menang tanpo ngasorake” dimana sang pemenang tidak menjadi “kumanglungkung” namun tetap merangkul lawannya yang kalah, yang kalahpun tidak mendendam. Menang atau kalah dalam suatu perhelatan itu hal biasa namun memunculkan sikap kesatria “menang tanpo ngasorake” itu yang luar biasa.
Friksi telah terkikis ketegangan telah cair sikap kesatria telah membawa kerukunan kembali, hidup rukun bergotong royong membangun desa kembali tumbuh. Sang pamomong telah merasuki hati dan sanubari masyarakat Lereng Merapi guyub rukun “mbrasta ama mbangun desa”. 
Seleksi/Festival Pertunjukan Rakyat Forum Komunikasi Media Tradisional  (FK Metra) Tingkat Provinsi  Jawa Tengah Tahun 2017 dibuka oleh Bupati Purworejo  Agus Bastian SE MM, dan Sekretaris FK Metra Provinsi Jawa Tengah Daniel Hakiki, dan delegasi FK Metra Kabupaten Magelang, Purworejo, Temanggung, Wonosobo, Karanganyar, Wonogiri dan Kota Magelang.  (Sugeng Sugiyarto Diskominfo)
GALERI FOTO

Agenda

Peresmian
Kamis, 20 Desember 2018