Batik Tulis, Eksklusif Khas Kabupaten Magelang


Created At : 2016-10-18 08:58:52 Oleh : fanyrachma Berita Terkait Tugas dan Fungsi Dibaca : 1006

Sentra industri UMKM kian menjamur di wilayah Kabupaten Magelang. Mulai dari kuliner, hingga pakaian. Salah satunya batik, yang kian hari kian digemari masyarakat. Tak hanya bergaya klasik nan konvensional, kini busana batik juga mulai menjadi tren di kalangan anak muda. Tak heran, kini para perajin batik terus berlomba-lomba mengikuti tren dan selera konsumen.

Salah satunya Rumah Batik Sinar Gemilang yang melayani beragam pesanan kain batik dengan aneka motif sesuai permintaan pelanggan.

“Fokuse biasane yo tulis, sama tulis kombinasi cap gitu, tapi kebanyakan tulis sihhhh, kan biasane tergantung (pesanan) konsumen”, ujar Sugeng, salah satu perajin di Rumah Batik Sinar Gemilang.

Berdiri kurang lebih empat tahun silam, Rumah Batik Sinar Gemilang memantapkan fokusnya pada desain batik tulis. Tidak hanya itu, ada juga batik cap, serta batik kombinasi tulis dan cap.

 

Batik tulis adalah seni karya batik yang sepenuhnya mengandalkan keluwesan tangan untuk menorehkan motif pada kain batik. Tingkat kesulitannya cukup tinggi karena dibutuhkan sense atau jiwa seni yang tinggi untuk membentuk motif-motif batik di atas kainnya. Proses pembuatannya pun cukup lama. Untuk menyelesaikan satu lembar kain batik berukuran 2 meter, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu. Bayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pesanan batik tulis dalam partai besar? Makanya harga batik tulis pun dibanderol paling mahal, bisa mencapai 500 ribu rupiah per lembarnya. Meski terbilang cukup mahal, ternyata batik tulis justru menjadi primadona di kalangan masyarakat karena motifnya bisa dipesan eksklusif oleh konsumen tanpa khawatir ada orang lain yang akan mengenakan kain batik dengan motif sama.

Berbeda dengan batik tulis, proses pembuatan batik cap lebih mudah karena tinggal menempelkan cap saja di atas kain batik, motifnya pun langsung jadi. Sedangkan untuk batik jenis kombinasi adalah gabungan teknik batik tulis dan batik cap.

Rumah Batik Sinar Gemilang biasanya melayani pesanan dari instansi Pemerintah Kabupaten Magelang, di antaranya dari Dinas Kominfo, Dinas Pariwisata, DPU ESDM, Dinas Pasar, dan Dinas Pertanian. Sebagian besar pesanan seragam batik untuk instansi. Meski ada juga pesanan dalam jumlah kecil, Rumah Batik Sinar Gemilang tidak pernah menolak.

“Pesan satu apa dua potong tetap kita layani, mbak”, kata Sugeng.

Motif yang dipesan pun beragam, mulai dari motif daun cengkeh, motif bunga yang kini sedang tren, bahkan ketika even Piala Dunia sedang berlangsung beberapa waktu lalu, ada juga pelanggan yang memesan motif batik logo klub sepak bola favoritnya.

Tak hanya soal motif, Sugeng juga harus siap memutar otak ketika ada pesanan baju batik yang sudah jadi, apalagi jika baju wanita. Ia mengaku bekerja sama dengan penjahit untuk menentukan model baju yang akan dibuatnya, terutama untuk letak motif yang digambarkan di atas kain batiknya.

“Ya kesulitan, saya biasanya tanya sama penjahit mbak, ada kerja sama... Misal konsumen minta baju seperti apa modelnya, nah saya tanya sama penjahit, mbak kalo kayak gini motifnya saya gambar kayak gimana, nempatin motifnya dimana itu saya tanya sama penjahitnya...”, cerita Sugeng.

Menerima pesanan dari konsumen, kadang membuat perajin batik harus kreatif cari inspirasi motif yang diinginkan. Tak jarang, berulang kali perajin mengubah motif yang ia tawarkan karena ketidakcocokan dengan selera konsumen, namun  semua konsumen dilayani dengan penuh kesabaran.

Selain melayani pesanan dari instansi Pemda Kabupaten Magelang, Rumah Batik Sinar Gemilang juga pernah mengirimkan kain batik produksinya ke luar Jawa, bahkan ke luar negeri, di antaranya China dan Filipina. Koneksi dibangun melalui pameran-pameran yang kerap kali diikuti oleh Rumah Batik ini. Beberapa pameran yang pernah diikuti yakni Pameran Semarak Gemilang yang rutin diadakan tiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Magelang. Dari pameran tersebut, dimanfaatkan untuk menampilkan kain batik hasil desain Rumah Batik Sinar Gemilang, juga menyebar kartu nama sebagai sarana promosi agar semakin dikenal masyarakat. Sugeng mengaku melalui ajang pameran, ia mendapat banyak pelanggan yang memesan batik di tempatnya.

Stupa, Motif Khas Batik Kabupaten Magelang

Ciri atau identitas batik tulis khas Kabupaten Magelang, adalah motif stupa serupa stupa Candi Borobudur. Alat yang dibutuhkan untuk membuat batik tulis adalah canting, malam, dan kompor untuk melelehkan malam. Awalnya masih menggunakan kompor minyak namun kini perajin batik mulai beralih memakai kompor listrik karena lebih praktis.

Untuk memenuhi keinginan pasar, sang perajin batik tulis harus selalu update dengan model yang sedang menjadi tren di kalangan masyarakat. Sugeng menuturkan, motif yang sedang tren saat ini adalah motif bunga.

“Motif bunga sama biji-bijian, trendnya yang motif seperti itu sekarang”, ujarnya.

Melihat batik tulis yang sudah jadi, saya jadi penasaran dengan proses pembuatannya. Sugeng pun tak ragu berbagi ilmunya seputar proses pembuatan batik tulis.

Awalnya, pola batik tulis digambar di atas kertas pola. Pola ini terlebih dahulu disetujui oleh pemesannya. Jika konsumen sudah cocok dengan pola yang dibuat oleh perajin batik, barulah gambar pola tersebut dijiplak di atas kain batik. Kain yang sering digunakan adalah jenis kain primisima. Pola yang sudah digambar di atas kain kemudian digambar menggunakan canting bertintakan malam, setelah itu kain diwarnai melalui proses goresan kuas warna. Pewarna yang digunakan bisa naptol atau remasol.

“Sesudah dicanting dicoletin warna, nanti bar dicolet udah kering, dicuci lalu dijemur, lanjut di blok untuk nyentang warna, supaya warna yang satu dengan yang lain itu nggak bisa nyatu. Sudah diblok, nanti dilorot lagi pake air mendidih, untuk menghilangkan malam-malamnya. Kalau warna sudah hilang, kain dicuci lagi, sudah bersih, sudah jadi deh batiknya”, tutur Sugeng.

Wahidah, perajin batik tulis lainnya asal Sawitan menuturkan, kesulitan terbesar saat membuat batik tulis adalah ketika menggambar pola dengan canting di atas kain, apalagi jika motifnya rumit, dibutuhkan keluwesan tangan untuk membentuk pola di atas kain batik.

“Cuman didesain ya mbak ya... yahhh sulitnya cuman di desain, gambarnya aja”, akunya.

Kian maraknya industri UMKM,  membuat Pemerintah Kabupaten Magelang juga tergerak untuk ikut andil memajukan sektor ini. Di antaranya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan bagi para perajin batik, hingga memberi bantuan alat agar bisa digunakan para perajin untuk mengembangkan usahanya. Beberapa alat yang pernah diberi sebagai bantuan adalah meja gambar untuk membatik, meja cap, bak celup untuk mewarnai batik, juga alat cap batik yang terbuat dari logam tembaga yang nilainya bisa mencapai jutaan rupiah.

Nah, Sahabat Gemilang, untuk mendukung berkembangnya budaya batik, jangan lupa kenakan busana batik di setiap kesempatan ya! Kalau bukan kita yang terus melestarikan budaya ini sendiri, lantas siapa lagi? Selamat Hari Batik Nasional! fanyrachma


GALERI FOTO

Agenda

Peresmian
Kamis, 20 Desember 2018